Minggu, 16 Oktober 2011
Proyek Pengurukan Pasar Caruban Molor
MCN-PT Idee Murni Pratama selaku
pelaksana mega proyek pasar
baru Caruban (PCB) di Temboro, Kelurahan Bangunsari Mejayan Kabupaten Madiun
Jawa Timur, tampaknya ‘tak
gubris’ warrning Komisi D DPRD
setempat. Buktinya, pekerjaan teknis pengurukan hingga kini masih berjalan sekitar
66 persen.
Praktis, pekerjaan pengurukan dimintai selesai sesuai jadwal
yakni pada 23 Oktober depan, terancam molor. Dari empat zone
lokasi pengurukan masing-masing berukuran 46,5 x 46,5 meter, hingga berita ini
diturunkan belum ada satupun yang rampung 100 persen.
Ketua Pelaksana
Proyek PCB, Teguh yang dikonfirmasi wartawan mengakui jika pekerjaan pengurukan
terancam molor. Alasannya, karena masalah
teknis, seperti tidak lancarnya pasokan
material urug yang diambil dari lokasi penggalian di Kaliabu.
Selain itu,
tambahnya, juga disebabkan karena alat berat dilokasi penggalian sering rusak
dan jumlah armada yang masuk tidak
sebanding dengan luas lokasi. “Baru satu zone yang sudah 90 persen rampung. Sedang
pekerjaan urug di zone dua, tiga dan empat
baru mencapai sekitar 66 persen. Maunya kita sich
pekerjaan cepat selesai. Tapi mau bagaimana lagi,” kata Teguh Ketua Pelaksana
Proyek PCB ditemui dilokasi Minggu (16/10).
Menurutnya, meski
pekerjaan urug molor, namun kini pihaknya tengah berupaya mencari solusi, agar
scedul tidak mengalami keterlambatan. Salah satunya, dengan memajukan pekerjaan
pancang.
”Meskipun
pekerjaan urug bisa rampung dikerjakan sesuai scedul, tetapi, belum tentu mesin
pancang bisa menjangkau semua lokasi yang sudah di urug,” jelasnya.
Salah seorang
petugas leveransir PCB juga mengakui adanya masalah teknis pengurukan.
Menurutnya, keterlambatan pasokan material urug selain disebabkan karena alat
berat dilokasi penggalian sering rusak dan minimnya armada, juga disebabkan karena
jarak tempuhnya agak jauh dari lokasi.
Sehingga, jika
awalnya diperkirakan dalam satu hari bisa memasok material urug sebanyak 200
rit, kini hanya mampu 150 rit saja. “Idealnya dalam satu hari memang 200 rit.
Tapi, rata-rata kami hanya bisa memasok 150 rit,” ujar Wondo leveransir tanah
urug PCB, Minggu (16/10).
Sekedar diketahui,
pembangunan mega proyek PCB diatas lahan 1,8 hektare diperkirakan menelan
anggaran sebesar Rp. 70 miliar dari APBD I dan II. Namun dalam pelaksanaannya ada banyak
persoalan.
Bahkan, ketika Komisi
D DPRD Kab Madiun turun gunung melakukan sidak ke lokasi proyek PCB Selasa
(4/10) lalu, ada beberapa pekerjaan teknis PCB yang mendapat sorotan.
Diantaranya, soal besi beton pada pondasi
pagar yang dicor, jaraknya terlalu lama dari pengecoran pertama. Pengecoran
straus tidak menyisakan sekitar 20-30 centimeter untuk pengecoran berikutnya.
Karena itu, Komisi D memperingatkan, agar pelaksana harus memperhatikan
musim yang saat ini dinilai mendukung pengerjaannya dan diharapkan proyek bisa
tepat waktu. Karena kontraknya tiga tahun,mulai September ini sampai Agustus
2013. (hwi/jur)
Langganan:
Postingan (Atom)